Thursday, December 20, 2012

Identitas diri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang. Sedangkan diri adalah, seseorang (terpisah dari yang lain). Jika saya simpulkan, identitas diri adalah ciri-ciri atau kedaan seseorang yang berbeda dengan orang lain. Setelah kita pahami makna identitas diri di atas, dapat kita pahami bahwa identitas diri merupakan hal yang mutlak ada dalam kehidupan manusia. Setiap orang memiliki identitas diri, dan hal itu tidak bisa disamakan dengan orang lain. Identitas bisa dikatakan sebagai pembeda seseorang dengan yang lainnya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi seandainya semua orang tidak memiliki identitas diri masing-masing. Maka yang terjadi adalah, banyak kesalahpahaman dalam mengenal seseorang, dan semacamnya. Saya akan mencoba menganalisis bagaimana identitas diri saya sesungguhnya. Nama saya Mahfud Achyar. Saya merupakan anak ke-4 dari enam bersaudara. Saya lahir di Pariaman, 1 Juli 1989. Saya berdomisili di kota Pariaman, Sumatera Barat. Profil singkat mengenai data diri yang saya paparkan di atas merupakan secuil dari identitas diri yang saya miliki. Biasanya, sebagai bukti agar kita diakui memiliki identitas diri, maka kita perlu surat keterangan data diri seperti akta kelahiran, akta kematian, kartu nikah, kartu tanda penduduk, dan lain sebagainya. Sosial Budaya Saya merupakan pribadi bersuku Minang. Ayah dan Ibu saya merupakan orang Minang asli. Dari kecil sampai lulus di bangku SMA, saya menghabiskan hidup saya di kota Pariaman. Baik itu menuntut ilmu, berkawan, bersosialisasi dengan lingkungan, dan mengembangkan kepribadian. Tidak dipungkiri bahwa lingkungan saya—Sumatera Barat memberikan pengaruh yang besar terhadap pola pikir dan cara saya betindak. Di Minang Kabau sendiri, nilai-nilai yang berlaku di masyarakat sedikit banyaknya memberi pengaruh yang besar dalam perkembangan kepribadian saya. Di Sumatera Barat, falsafah yang tetap dianut adalah “Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah.” Artinya, setiap sendi kehidupan masyarakat Minang harus mengacu kepada nilai luhur agama Islam. Sebagai anak yang lahir dari kedua orang tua yang bersuku Minang, saya memiliki peran untuk terus mempertahankan esensi falsafah Minang Kabau yang mengacu kepada nilai-nilai Islam. Tapi tidak menutup kemungkinan, ketika adat yang ada di Minang Kabau bertentangan dengan syariat Islam, maka saya harus memilih nilai-nilai Islam ketimbang nilai budaya. Manusia memiliki dua peran dalam hidupnya. Pertama, ia merupakan makhluk individu, yang mau tak mau harus bertanggungjawab kepada dirinya sendiri. Sedangkan di satu sisi, manusia merupakan makhluk sosial yang harus bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai manusia yang memiliki identitas diri, saya memiliki peran dalam berbagai aspek. 1. Keluarga Dalam lingkungan keluarga, saya memiliki peran untuk menjadi anak yang mampu membanggakan keluarga saya. Maka tak heran jika saya (anak laki-laki) saat ini disekolahkan jauh ke luar pulau Sumatera dengan harapan saya menjadi orang yang lebih baik. Tentunya baik dari sisi finansial, akhlak, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, amanah yang telah dipercayakan keluarga kepada saya harus dijalankan sebaik-baiknya. 2. Mahasiswa Saat ini, saya berstatus sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran semester 4. Sebagai mahasiswa, tentunya banyak hal yang harus saya jalankan. Pertama, saya harus menjadi mahasiswa yang berkualitas sesuai dengan isi Tri Darma Perguruan Tinggi. Selain itu, saya harus menjadi agent of change yang berperan sebagai agen perubahan demi kemajuan dan kebaikan bangsa dan Negara. Dalam dunia perkuliahan, saya dituntut tidak hanya menjadi mahasiswa yang pintar dari segi akedimik. Mahasiswa yang pintar biasanya ditandai dengan indeks prestasi komulatif yang bagus. Tidak hanya itu, mahasiswa yang baik juga harus terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan, seperti; BEM, UKM, dan kelompok belajar. Untuk menunjang itu semua, maka saya buktikan dengan IPK (indeks prestasi komulatif) 3 lebih. Sedangkan dalam bidang kemahasiswaan, saya aktif menjadi pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Padjadjaran (BEM Unpad,red). Peran saya dalam kepengurusan BEM Unpad adalah, menjadi Direktorat Jendral Propaganda dan Penerbitan yang memiliki kualifikasi yang kritis, tanggap, dan suka menulis. Kedua peran saya dalam kehidupan mahasiswa Alhamdulillah bisa saya jalankan dengan baik tanpa harus mengorbankan salah satu. 3. Masyarakat Saya kuliah di Bandung, Jawa Barat. Tentunya, kondisi masyarakat Jawa Barat—Sunda berbeda dengan kondisi masyarakat Sumatera Bara—Minang. Perbedaan itu terlihat dari bahasa, mata pencaharian, budaya, dan kebiasaan lainnya. Sebagai mahasiswa rantauan, maka saya harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekarang. Awalnya, saya agak sulit menyesuaikan diri. Terbukti dengan ketidaksamaan selera makan, dan yang paling mendasar adalah perbedaan bahasa yang acap kali menghambat saya berkomunikasi dengan masyarakat. Tapi seiring berjalannya waktu, saya bisa mengatasi kesulitan-kesulitan tadi. Contohnya, saya dapat menikmati makanan Sunda, dan sedikit memahami bahasanya. Pemaparan identitas diri di atas merupakan sebuah realitas bahwa kita (sebagai manusia) ternyata memiliki peran yang berbeda dalam setiap segmen kehidupan. Baik itu di keluarga, masyarakat, dan lain sebagainya. Tapi peran-peran itu tetap terbingkai dalam sebuah identitas diri. Identitas Diri Proses pencarian identitas adalah proses dimana seorang remaja mengembangan suatu identitas personal atau sense of self yang unik yang berbeda dari orang lain (individuation). Dalam psikologi perkembangan pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Pembentukan identitas sebenarnya sudah dimulai dari masa anak-anak, tetapi pada masa remaja ia menerima dimensi-dimensi baru karena berhadapan dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan relasional (Grotevant dan Cooper, 1998) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang. Sedangkan diri adalah, seseorang (terpisah dari yang lain). identitas diri adalah ciri-ciri atau keadaan seseorang yang berbeda dengan orang lain. identitas diri merupakan hal yang mutlak ada dalam kehidupan manusia. Identitas bisa dikatakan sebagai pembeda seseorang dengan yang lainnya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi seandainya semua orang tidak memiliki identitas diri masing-masing. Maka yang terjadi adalah, banyak kesalahpahaman dalam mengenal seseorang, dan semacamnya. Sebuah identitas diri dapat terbentuk didalam : 1. lingkungan keluarga, 2. lingkungan kerja, 3. lingkungan masyarakat, 4. kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembentukan identitas diri hasil dari kerja keras seseorang dengan belajar dalam segala aspek lingkungan dan menggabungkannya menjadi sebuah bingkai yang indah di dalam kehidupan merupakan sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional.

1 comment:

  1. Dear,
    Rike.

    Mohon tulisan yang ada di blog ini dihapus. Penulis ybs berkeberatan atas tulisan ini.
    Terima kasih kerja samanya.

    ReplyDelete